Sejarah Microsoft Windows adalah liturgi panjang penuh versi, service pack, dan ikon Start Menu yang dianggap suci. Namun di sela-sela kitab sucinya, ada lembar-lembar apokrif: sistem operasi yang lebih banyak mengajarkan kesabaran ketimbang produktivitas. Mari kita buka makam digital itu: Windows ME, Vista, 8, dan 8.1.
🪦 Windows ME (Millennium Edition, 2000–2001)
Dibangun di atas DOS (Windows 9x kernel), rapuh seperti rumah kardus di tengah badai. Crash legendaris: Windows Protection Error, BSOD, dan fitur System Restore yang lebih sering merusak daripada menyelamatkan.
Dipromosikan sebagai “OS Milenium” tapi terasa usang sejak lahir. Bertahan hanya 1 tahun sebelum XP datang dan menutup peti matinya.
“Windows ME adalah Windows 98 yang pakai make-up tapi lupa cuci muka.”
🪦 Windows Vista (2006–2009)
Datang dengan ambisi, tapi juga beratnya seperti beban kosmik. Butuh RAM besar, VGA mahal, CPU premium—sementara dunia masih hidup dengan hardware pas-pasan.
Fitur UAC (User Account Control) bikin pengguna trauma: setiap klik disambut pop-up seolah sedang mengakses Pentagon. Driver banyak yang tidak kompatibel. Branding pun hancur, Vista jadi sinonim “lambat”.
“Vista mengajarkan arti sabar — menunggu boot lebih lama daripada antre nasi uduk Senin pagi.”
🪦 Windows 8 (2012)
Eksperimen paling berani sekaligus paling fatal: menghapus tombol Start, ikon paling sakral di dunia GUI. Metro UI dipaksakan ke desktop, padahal cocoknya hanya di tablet yang waktu itu hampir tidak ada.
User enterprise bingung: “Mau buka Word kok harus lewat kotak-kotak warna warni ini?” UI schizoprenia: Metro + Desktop klasik, tidak pernah akur.
“Windows 8 adalah eksperimen rahasia: seberapa cepat manusia bisa install Classic Shell.”
🪦 Windows 8.1 (2013)
Diperbaiki sedikit, tapi sudah terlambat. Start Button memang kembali, tapi hanya untuk mengantar pengguna ke Metro lagi—penghinaan halus.
Pasar enterprise masih trauma, lebih memilih menunggu Windows 10. Nasib 8.1 pun hanya jadi catatan kaki.
“Windows 8.1 adalah permintaan maaf, tapi ditulis dengan Comic Sans.”
📜 Epilog: Pola Abadi
Kenapa gagal? Timing buruk, fitur “canggih” tapi tidak ramah pengguna, reputasi yang runtuh terlalu cepat. Microsoft pun sadar ada pola abadi: satu gagal, satu sukses.
- ME ❌ → XP ✅
- Vista ❌ → 7 ✅
- 8/8.1 ❌ → 10 ✅
“Kalau Windows adalah Injil, maka ME, Vista, dan 8 hanyalah apokrif: tidak ada yang mau baca, tapi semua suka menertawakan.”