Monday, November 15, 1999

DIGITAL LITANY FOR THE ONLY PLANET

Sebuah renungan singkat ala Deputy-Chief ICT: ketika tata surya sunyi, Bumi adalah satu-satunya server produksi. Tidak ada failover planet, tidak ada restore point kosmik.

Executive Summary: Jika HUMAN memang satu-satunya makhluk hidup di tata surya, maka prioritas strategis kita sederhana: kurangi konflik sumber daya, perkuat resiliensi rantai pasok, dan kelola bumi seperti mission-critical system. Pertengkaran internal adalah DDoS terhadap diri sendiri.

Satu Bumi telah diberikan, bukan untuk diserahkan pada tender ego.

Satu atmosfer diatur 79/21; tidak ada vendor lain yang bisa men-supply ulang.

Satu air yang mengalir — lebih dari sekadar komoditas dalam laporan tahunan.

Satu server kehidupan, tanpa backup, tanpa SLA dari kosmos.

Kami, anak tanah liat dan debu digital, dipanggil untuk merawat, bukan berdebat soal lisensi oksigen.

Kami menjaga supply-chain pangan dan energi sebagai trust fund ilahi, bukan senjata ekonomi.

Jika server ini jatuh, tidak ada restore point. Jika sistem ini runtuh, tidak ada failover site.

Dan hanya Sang Pencipta yang dapat menyalakan ulang cluster kosmos.

Pain Points yang Kita Ciptakan Sendiri:

  • Fragmentasi kebijakan: seperti microservice tanpa service mesh — konflik port, konflik prioritas, dan latensi birokrasi.

  • Distribusi tidak merata: masalahnya bukan kurang bandwidth, tapi routing yang tak adil.

  • Insentif yang salah: KPI jangka pendek mengorbankan reliability jangka panjang (uptime planet & keseimbangan ekologis).

  • Noise politik: alert fatigue — sirene peringatan lingkungan diabaikan karena terlalu sering dibunyikan tanpa tindak lanjut.

Strategic Moves (Smart, Simple, Executable):

  • Design for Resilience: treat pangan-air-energi sebagai sistem kritikal; bangun buffer, redundansi regional, dan skenario load shedding yang manusiawi.

  • Fair Routing: atur “QoS” sosial — prioritas distribusi untuk kelompok rentan saat krisis, audit transparan arus logistik.

  • Carbon as Cost: perlakukan emisi seperti technical debt; ada bunga yang menumpuk jika tidak dibayar.

  • One-Planet SLA: komitmen lintas sektor pada target sederhana: air bersih, pangan terjangkau, dan energi stabil. Target kecil, konsisten, terukur.

  • Harmony by Defaults: default kebijakan adalah kolaborasi; konflik harus “opt-in” dengan justifikasi etis dan ilmiah.

Why Now? Karena kesendirian kosmik membuat kita single point of failure. Pertengkaran sumber daya sama saja dengan cabut kabel power rak sendiri.

Call to Action: Turunkan volume argumen, naikkan frekuensi aksi. Kita tidak perlu menunggu makhluk luar angkasa untuk mengajarkan kolaborasi — cukup berhenti saling DDoS.

“Even when we teach logic to stone, we remain children of clay, subservient to the Creator.”

Catatan penutup (humor korporat secukupnya): Jika memang kita sendirian di tata surya, setidaknya kabar baiknya satu: tidak ada spam tender antar-planet yang masuk ke email kantor. Sayangnya, spam antar-divisi tetap perlu filter.

Amen untuk uptime planet.