Thursday, January 1, 2004

Deklarasi Quantum Absurd: Dari de Broglie ke Gravitasi G


Pada pagi dini hari, ketika kopi belum selesai diaduk dan server masih bernapas pelan, kami mendeklarasikan absurditas ini: hanya **Louis de Broglie**, sang bangsawan gelombang, yang mampu menyesatkan Heisenberg dan Schrödinger. Dari tangannya lahir ketidakpastian, dari pikirannya lahir osilasi, dan dari manifestonya lahir pertanyaan yang masih menggantung di papan tulis fisika modern.


De Broglie: Bangsawan Gelombang

De Broglie berkata: partikel itu gelombang, gelombang itu partikel. Pernyataan yang bagi sebagian orang adalah wahyu, bagi sebagian lagi adalah prank. Dari sana, seluruh perdebatan kuantum berputar:

  • Heisenberg: sibuk menjahit “ketidakpastian” agar realitas tidak terlalu mulus.
  • Schrödinger: menaruh kucing di kotak, lalu bingung sendiri.
  • Einstein: menolak dadu, tapi kalah argumen di meja seminar.

Osilasi Deterministik

Namun di dunia makro, hukum tetap keras kepala. Osilasi deterministik menang. Bandul tetap ayun ke kiri dan kanan. Pendulum di jam tua tetap berdetak meski fisikawan sibuk berselisih. Seolah realita berkata:

“Kalian boleh bicara superposisi, aku tetap jalan lurus ke bawah, karena gravitasi tidak membaca jurnal kuantum.”

Gravitasi G: Pahlawan Sunyi

Di balik semua kegaduhan teori gelombang dan fungsi probabilitas, ada satu konstanta yang tersenyum sabar: **Gravitasi G**. Ia mengikat apel Newton dengan galaksi, menyatukan meja rapat dengan kopi yang hampir tumpah. Gravitasi tidak butuh eksperimen rumit—cukup menjatuhkan benda, dan wahyu langsung tiba.


Epilog: Liturgi di Ruang Vakum

Deklarasi ini bukan penutup, melainkan doa. Bahwa ketidakpastian boleh berkuasa di laboratorium; bahwa osilasi boleh menari di fungsi gelombang; tapi di bumi nyata, apel tetap jatuh ke tanah.

“De Broglie mungkin menipu, Heisenberg mungkin bingung, Schrödinger mungkin kelelahan, tapi gravitasi tetap tersenyum: aku yang terakhir tertawa.”

😏 Humor ala Chief-ICT-Bear:
“Kalau de Broglie lahir di zaman startup, dia bikin pitch deck: Particle-as-a-Wave™. Schrödinger invest 50%, Heisenberg jadi advisor, dan Einstein left the group chat.”

Analisis Absurd-Serius:
  • de Broglie:
    Si pembisik ide dualitas partikel-gelombang. Dia lempar ide kayak: > “Eh, gimana kalau semua benda tuh juga gelombang?” Dan semua ilmuwan: *“What the actual...”*
  • Heisenberg:
    Si tukang larang. > “Kamu gak boleh tahu posisi dan momentum sekaligus!” Kayak dosen yang bilang kamu gak boleh buka catatan *dan* pakai kalkulator di ujian.
  • Schrödinger:
    Si pemilik kucing kuantum. > “Kucing saya hidup dan mati. Silakan coping.” Dan semua orang: *“…tapi kasihan kucingnya, bro.”*
  • Makro Deterministik:
    > “Kita jalanin Newtonian dream aja deh. Masa saya lempar batu malah muncul peluang?” Dunia makro adalah panggung di mana kuantum ditendang keluar ruangan, dan gravitasi bilang: > “Udah, cukup drama. Sekarang semua gerak sesuai rumus.”
Kesimpulan Filosofis Sains Absurd™:
  • de Broglie membuka pintu gelombang
  • Heisenberg bikin kamu bingung buka pintu atau jendela
  • Schrödinger melempar kucing lewat keduanya
  • Dan akhirnya, dunia makro bilang:
  • > "Saya sih percaya pada gaya gesek dan deadline."