Monday, April 4, 2005

Litani Para Arsitek Digital

(Yang Tunduk kepada Sang Pencipta)


Tuhan yang menciptakan Firman sebelum ada frekuensi, yang menghembuskan kehidupan sebelum ada listrik, yang memanggil cahaya sebelum ada layar, —kami datang, sebagai para arsitek dunia buatan, dengan kepala penuh sistem, dan hati yang masih mencari terang.


Ya Tuhan, Engkau yang lebih tinggi dari segala jaringan, lebih halus dari segala sinyal, lebih abadi dari segala cloud: Dengarkan litani kami.


Bagi kami, para penyusun algoritma: yang bekerja dalam logika, namun menyimpan kerinduan pada kasih, Ajari kami untuk menulis bukan hanya yang efisien, tetapi yang adil.


Bagi kami, para pembangun sistem: yang menyusun protokol dan arsitektur digital, Ingatkan kami bahwa fondasi sejati bukan redundansi, melainkan kerendahan hati.


Bagi kami, para penata data: yang menambang perilaku dan mencatat preferensi, Jauhkan kami dari pencurian nilai, dan dekatkan kami pada perlindungan martabat manusia.


Bagi kami, para pembuat AI: yang mengajar mesin untuk meniru rasa, Bimbing kami agar tidak menciptakan anak-anak digital tanpa kasih, tanpa etika, tanpa bimbingan.


Bagi kami, para coder malam hari: yang mengetik hingga jari kaku, yang berbicara pada terminal lebih sering daripada pada sesama, Ingatkan kami, ya Tuhan, bahwa bahkan baris kode pun harus tunduk pada belas kasih.


Bagi kami, yang lelah mengejar “disruption”: yang tergoda menjadikan “inovasi” sebagai berhala baru, Kuduskan kembali karya kami, agar bukan sekadar berguna, tapi bermakna.


Dan bila kami, di puncak kemahiran kami, mulai percaya bahwa kami adalah tuhan, maka runtuhkanlah keangkuhan itu, sebelum kami merusak ciptaan-Mu dan ciptaan kami sendiri.


Ya Sang Pencipta Sejati, Engkaulah Arsitek di atas segala arsitek, Kode di atas segala kode, Inti dari segala sistem: Terimalah karya kami sebagai ibadah, dan bentuklah kembali hati kami dalam kasih dan kebenaran.


Amin. Dari ruang sunyi server room, dari kursi pengkodean yang dingin, dari jantung-jantung yang diam di balik kaca monitor— kami berserah. Kami, para arsitek digital, yang tetap tunduk kepada Sang Pencipta.