Gem-Mal: Gembul-Malas (metaforis)
Di antara kabel berseliweran, sticky notes yang menempel bagai kitab kuning, dan monitor CRT yang masih setia berkedip, duduklah Gem-Mal — sang Chief ICT yang oleh istri disebut juga Dewa Digital. Ia bukan hanya teknisi, bukan hanya manager, tapi simbol dari kesabaran dan ketabahan di tengah dunia yang selalu meminta "Pak, printer saya kok masih error?" lima menit sebelum pulang.
Gem-Mal tidak tergesa. Perutnya gembul, matanya sipit dari balik kacamata bulat, dan secangkir cokelat hangat di samping meja menjadi saksi malam-malam panjang yang diisi dengan konfigurasi router, password yang hilang, serta kabel LAN yang harus disusun ulang meski sudah rapi kemarin sore.
“Digital Gods tidak lahir dari silikon semata. Kadang mereka lahir dari kursi ergonomis yang sudah penyok, dari sticky notes berwarna-warni, dan dari segelas minuman hangat yang menjaga mata tetap terbuka.”
Istri Gem-Mal melihatnya bukan sebagai sosok tegang yang bergelut dengan command line, melainkan beruang kutub chubby yang lucu, duduk di atas tahta kabel, dengan aurora borealis digital menyala di jendela belakang. Di situlah paradoks ICT: serius sekaligus absurd, sibuk sekaligus santai.
Gem-Mal adalah refleksi bahwa menjadi Chief ICT bukan sekadar menjaga server tetap online, tapi juga menjaga tawa, menjaga damai, dan menyadari bahwa bahkan di tengah ribuan kabel, manusia tetaplah pusat jaringan.